jamet for Dummies

Tidak, saya tidak merasa sakit hati atau rasis. Saya justru ketawa ngakak sambil berkata dalam hati, “Sialan ada benernya!” Meski sempat terbersit perasaan keki karena kenapa lagi-lagi orang Jawa yang kena jatah labelling

yang relatif seragam, para kaum jamet kuproy hadir dengan dandanan unik mereka. Sesuatu yang terlihat berbeda dari arus mainstream

bersamaan dengan viralnya video clip joget Jamet Kuproy, pengetahuan tersebut belum menjadi momentum yang melekat di benak netizen

Salah satu contohnya adalah budaya jamet yang akan saya bahas pada artikel ini. Jamet dalam pandangan umum kita mungkin akan terbayang seorang pemuda madura yang memiliki gaya rambut panjang dan tengahnya dibuat berdiri lalu berjoget dengan lagu remix yang terdengar agak norak.

Mungkin kebanyakan orang sepakat, julukan jamet pemaknaan awalnya adalah sebagai hinaan kepada mereka yang berdandan aneh dan terkesan memaksa. Keberadaan jamet dianggap segai kaum yang terbelakang. Media sosial seperti menjadikan mereka sebagai objek bully

dengan rambut panjang dengan musik yang menggelegar. Ada yang menyebut jamet itu juga kependekan janda steel, dimana masih ada kedekatan dengan sebuatan insan yang kurang belaian kasih sayang.

biasanya diteruskan dengan wacana rasis, yakni penggambaran negatif tentang mereka yang dianggap out-team

orang-orang berbahasa Sunda atau Betawi mungkin susah memahami betapa nikmatnya misuh Suroboyoan ketika ngatain teman. Apalagi ngomel-ngomel pakai jametkuproy bahasa ngapak, haduh the most beneficial

, biasanya mereka sering berkumpul dengan alasan yang tak jelas bersama dengan sekumpulan orang yang juga memiliki penampilan serupa. Mereka juga kerap menggunakan aksesoris ala-ala anak metal yang digunakan secara berlebihan.

Tentu saja istilah gaul ini muncul untuk disematkan pada sosok metal dari segi jiwa dan penampilannya. Istilah tambahan Kuproy sebenarnya lebih merujuk pada penampilan.

Nomor-nomor DJ Sahudi saking inspiratifnya beberapa kali digubah oleh band-band tanah air kekinian. Salah satunya adalah TamaT, duo breakcore asal Surabaya yang menggarap ulang lagu sahudi dalam monitor bertajuk Sahudicore.

Orang Jawa didentikkan dengan orang desa yang melakukan urbanisasi ke daerah ibu kota, cari kerja, dan berakhir menjadi pramuwisma atau pekerja bangunan.

Beberapa dari kita kadang menganggap Jamet ini sebagai sebuah subkultur yang muncul di Indonesia. Namun beberapa dari kita juga menganggap ini sebagai gaya yang norak dan juga kampungan, tak jarang juga kata "jamet" sendiri dijadikan kata hinaan bagi beberapa orang yang berpenampilan norak.

Mas-mas jamet ini juga sejatinya juga tidak menyukai musik metal. Jamet ini kalau dalam istilah Jawa dikenal juga dengan sebutan gondes atau gondrong ndeso.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “jamet for Dummies”

Leave a Reply

Gravatar